sinopsis film aku kau dan kua
pemain kukejar cinta sampai ke china
novel ku kejar cinta
KUKEJAR CINTA
Imam Mengurungkan niatnya untuk mengantar Widya pulang setelah acara wisuda selesai. Komentar pak joko yang baru saj dia dengar, Membuatnya berada diluar zona aman. Sudah pasti dirumah akan lebih dicecar dengan pertanyaan lain, yang efeknya lebih keras menghantam harga diri sebagai laki laki. Bila keripik mak icih memiliki level kepedasan, maka level kepedasan kata kata pak joko kepada imam sudah tentu ada dilevel sepuluh, Pedasnya maksimal!
Ridwa - imam dan Fadil adalah sulung daru empat besaudara. meninggalkan jakarta, kota kelahirannya, Lalu tingga disemarang sejak terima kuliah. Penampilan laki laki dua puluh empat tahun ini secara fisik harus diakui memang tampan. Tinggi, postur yang tegap ideal, dan tubuh berotot yang didapatkan karna rajin lari dan muaythai. bagi seorang mahasiswa universitas semarang, Imam terlihat cool. itu juga kesan pertama dirasakan Widya, Saat menjadi mahasiswa baru di negri semarang.
hari pertama imam bertemu widya adalah saat ospek di kampus. Widya datang terlambat i hari ketiga ospek. bagi semua mahasiswa baru, itu adalah mimpi buruk. Sudah bisa dipastikan mahasiswa baru yang terlambat jadi sarapan pagi yang lezat bagi seniornya.
"Wah, ada yang yang datang terlambat, nih."
"Cantik pula." Bisik salah satu senior pada temannya.
"jangan sampai lepas! Minimal nomor HP harus dapet."
Widya sudah berusaha berlari untuk tidak terlambat, tapi gagal. nafasnya masih terengah engah, ketika tiga senior mencegatnya. Sudah menjadi job desciption mereka yang menghalangi Widya bergabung dengan mahasiswa baru lainnya, Yang sudah rapi berbari menerima siksaan ospek. Terlambat sepuluh menit memisahkan Widya dari mereka.
"hei! kamu! yang datang terlambat." Salah seorang dari mereka berteriak kepada widya.
"maaf, kak."
"kakak? Sejak kapan punya adik kayak gini? Senior dalam masa ospek iti dipanggil ' bos' !'
"Maaf, Bos. ban motor bapak tadi kempes kena paku, jadi akau ha..."
"jadi, Gue harus peduli? Gitu? Seorang senior dengan logat jawa yang medok, Tapi dengan gaya yang sangat jakarta sekali, memotong ucapan Widya.
"ma- maaf, bos."
"Bilang aja kesiangan bangun. pake alasa bawa bawa motor bapak segala."
"yoi. baru mau jadi mahasiswa aja, udah nyalain orang tua."
"kayak anak kecil aja. siap gak lo jadi mahasiswa?"
Senior medok menaikkan voleume suaranya. Sok galak. hal itu menarik perhatian Imam dari kejauhan.
"Ada apa, nih?" Imam menghampiri. matanya langsung menangkap kecantikan Widya dengan cepat.
"ini, Bos. Ada yang kesiangan datang pake nyalain orang tuanya."
"Udah bubar. Biar gue yang handle."
Pernyataan Imam disambut kecewa tiga senior tadi. Sesungguhnya, Mereka sedang mencari cinta. Keberadaan mehasiswi baru menyegarkan pemandangan, Apalagi yang satu ini cantik, namun, Apa daya, Imam yang satu tahun lebih senior, terpaksa membuat mereka mengalah.
"yah, kan, belum dapet nomor telponnya."
"Monggo, mas. yang lebih senior memang lebih pantas buat handle yang ini." Mereka berlalu dengan kecewa.
Imam menatap widya tanpa putus. Widya jadi slah tingkah.
'Terlambat?"
"i-iya, bos."
"Berapa menit?"
"sepuluh menit, bos."
"Kamu tau, kan, kalou sepuluh menit terlambat itu sama artinya dengan lari satu kilometer!"
Widya mengangguk pelan dengan expresi wajah oh-no-aku-paling-benci-lari.
"Jadi, berapa kilo, tuh, kamu harus lari karena keterlambatan kamu ini?"
Widya diam.
"berapa? Ditanya, kok, jawabannya diam."
"Sepuluh kilo, bos... Jawab widya dengan pelan.
bagi imam, lari sepuluh kilometer bukan masalah. hampir setiap hhari imam lari sejauh itu. terkadang pagi, terkadang sore menjelang malam. Menyusuri kota semarang. Bagi imam, Lari sudah menjadi kebutuhan. ada yang kurang bila tidak dilakukan. kemungkinan, Lari Sepuluh kilometer dengan makhluk secantik widya adalah anugrah terindah!
"ta-tapi aku gak suka lari, bos..." tanpa disangka, Widya meneruskan kata katanya.
"tapu, kamu suka sama aku nggak?" tanya imam denga pandangan yang sungguh sungguh.
Widya tersenyum malu. Salah tingkah. Dulu Dia tidak pernah jatuh cinta pada pandangan pertama.
tapi, tidak untuk kali ini.
kami akan mengirim kelanjutan ceritanya tekan
KUKEJAR CINTA
Imam Mengurungkan niatnya untuk mengantar Widya pulang setelah acara wisuda selesai. Komentar pak joko yang baru saj dia dengar, Membuatnya berada diluar zona aman. Sudah pasti dirumah akan lebih dicecar dengan pertanyaan lain, yang efeknya lebih keras menghantam harga diri sebagai laki laki. Bila keripik mak icih memiliki level kepedasan, maka level kepedasan kata kata pak joko kepada imam sudah tentu ada dilevel sepuluh, Pedasnya maksimal!
Ridwa - imam dan Fadil adalah sulung daru empat besaudara. meninggalkan jakarta, kota kelahirannya, Lalu tingga disemarang sejak terima kuliah. Penampilan laki laki dua puluh empat tahun ini secara fisik harus diakui memang tampan. Tinggi, postur yang tegap ideal, dan tubuh berotot yang didapatkan karna rajin lari dan muaythai. bagi seorang mahasiswa universitas semarang, Imam terlihat cool. itu juga kesan pertama dirasakan Widya, Saat menjadi mahasiswa baru di negri semarang.
hari pertama imam bertemu widya adalah saat ospek di kampus. Widya datang terlambat i hari ketiga ospek. bagi semua mahasiswa baru, itu adalah mimpi buruk. Sudah bisa dipastikan mahasiswa baru yang terlambat jadi sarapan pagi yang lezat bagi seniornya.
"Wah, ada yang yang datang terlambat, nih."
"Cantik pula." Bisik salah satu senior pada temannya.
"jangan sampai lepas! Minimal nomor HP harus dapet."
Widya sudah berusaha berlari untuk tidak terlambat, tapi gagal. nafasnya masih terengah engah, ketika tiga senior mencegatnya. Sudah menjadi job desciption mereka yang menghalangi Widya bergabung dengan mahasiswa baru lainnya, Yang sudah rapi berbari menerima siksaan ospek. Terlambat sepuluh menit memisahkan Widya dari mereka.
"hei! kamu! yang datang terlambat." Salah seorang dari mereka berteriak kepada widya.
"maaf, kak."
"kakak? Sejak kapan punya adik kayak gini? Senior dalam masa ospek iti dipanggil ' bos' !'
"Maaf, Bos. ban motor bapak tadi kempes kena paku, jadi akau ha..."
"jadi, Gue harus peduli? Gitu? Seorang senior dengan logat jawa yang medok, Tapi dengan gaya yang sangat jakarta sekali, memotong ucapan Widya.
"ma- maaf, bos."
"Bilang aja kesiangan bangun. pake alasa bawa bawa motor bapak segala."
"yoi. baru mau jadi mahasiswa aja, udah nyalain orang tua."
"kayak anak kecil aja. siap gak lo jadi mahasiswa?"
Senior medok menaikkan voleume suaranya. Sok galak. hal itu menarik perhatian Imam dari kejauhan.
"Ada apa, nih?" Imam menghampiri. matanya langsung menangkap kecantikan Widya dengan cepat.
"ini, Bos. Ada yang kesiangan datang pake nyalain orang tuanya."
"Udah bubar. Biar gue yang handle."
Pernyataan Imam disambut kecewa tiga senior tadi. Sesungguhnya, Mereka sedang mencari cinta. Keberadaan mehasiswi baru menyegarkan pemandangan, Apalagi yang satu ini cantik, namun, Apa daya, Imam yang satu tahun lebih senior, terpaksa membuat mereka mengalah.
"yah, kan, belum dapet nomor telponnya."
"Monggo, mas. yang lebih senior memang lebih pantas buat handle yang ini." Mereka berlalu dengan kecewa.
Imam menatap widya tanpa putus. Widya jadi slah tingkah.
'Terlambat?"
"i-iya, bos."
"Berapa menit?"
"sepuluh menit, bos."
"Kamu tau, kan, kalou sepuluh menit terlambat itu sama artinya dengan lari satu kilometer!"
Widya mengangguk pelan dengan expresi wajah oh-no-aku-paling-benci-lari.
"Jadi, berapa kilo, tuh, kamu harus lari karena keterlambatan kamu ini?"
Widya diam.
"berapa? Ditanya, kok, jawabannya diam."
"Sepuluh kilo, bos... Jawab widya dengan pelan.
bagi imam, lari sepuluh kilometer bukan masalah. hampir setiap hhari imam lari sejauh itu. terkadang pagi, terkadang sore menjelang malam. Menyusuri kota semarang. Bagi imam, Lari sudah menjadi kebutuhan. ada yang kurang bila tidak dilakukan. kemungkinan, Lari Sepuluh kilometer dengan makhluk secantik widya adalah anugrah terindah!
"ta-tapi aku gak suka lari, bos..." tanpa disangka, Widya meneruskan kata katanya.
"tapu, kamu suka sama aku nggak?" tanya imam denga pandangan yang sungguh sungguh.
Widya tersenyum malu. Salah tingkah. Dulu Dia tidak pernah jatuh cinta pada pandangan pertama.
tapi, tidak untuk kali ini.
kami akan mengirim kelanjutan ceritanya tekan
0 comments:
Post a Comment