imam selalu menyukai rumah orang tua Billy. banguna tua yang masih sangat terawat. bersih, pohon dan tanaman hijau begitu menyegarkan pandangan mata. mama Billy sangan termpil dengan tanaman. tidak jarang, Imam mendapati mama billy sedang mengajak ngobrol tanaman-tanaman ketika berkunjung.
Biasanya, Imam selalu mendapati papa Billy sedang mebaca koran guoji riboa, tapi tidak malam ini. ulang tahun Billy selalu di rayakan. Mungkin, bukan dirahasiakan, tapi selalu ada acara spesial untuk mengungat usia Billy yang baru. tradi keluarga bbill. maklum saya, mengingat Billy adalah anak tunggl. satu-saunya ppenerus usaha keluarga yang sudah dirintis sejak lama. setelah sepuluh pernikahan, mama billy baru hamil. jadi, keberadaan sahabat imam ini sangat berharga bagi ortu Billy.
Selama kuliah di universitas negri semarang. imam tak pernah absen dari acara keluarga Billy. Bagi billy, Imam lebih dari sahabat. imam sudah seperti keluarga.
'Selamat malam, Om...," Sapa imam kepada papa billy yang asedang menikmati tek hangat di ters rumah.
"Malam, imam. Kamu sudah makan."
'belum, dong, Om. Kan, Makan disini."
"Oh, iya, ya. ortu gimana? Sehat?
"Sehat, om. Alhamdulillah.
"Shukurlah, skripsi kamu gimana?
"sedikit lagi, om!"
"bagus-bagus! Semoga cepat lulus, ya!"
'Permisi, om, saya kekamar Billy dulu."
Sepeti biasa, setelah mengetuk pinti kamar dengan basi-basi, Imam masuk langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur Billy.
"Hei, manis!"
Billy menyambut kedatangan imam dengan gaya jia su. Gimana? ganteng nggakm, gue pake kemeja ini?"
'beuh! maut, Bro! kegantengan lo tak terkendali. tapi, kon, pink, gitu, sih, warnanya?"
Billy tetawa.'katanya , warna yang laki banget tahun ini ynag pink, bro."
Imam memperhatikan Billy yag sedang bercermin. Billy mengolesi rambutnya dengan gel secar tidak wajar. Entah gaya apa yang dipakainya malam ini. Seperti biasa, imam menatap poster bruce ledi dinding dengan pikiran yang kosong.
lama-lama kekosongan itu diisi oleh jia li. imam langsing mengecek smartphone. Belum ada pesan baru dari jia lidi whatapp. jia li las send today at 07:12.
"Udah kale galaunya. udah jau juga orangnya." ujar Billy tiba-tiba, memecah lamunan Imam.
'Lo pernah nggak denger istilah "kejarlah ilmu sampai ke negri cina" nggak?"
"Iyeee, pernah."
"nah, demikian jga dengan cinta, bro."
"halah!"
'kejarlah cinta sampai kenegri cina." Mata imam memdadak romantis. " dan... gue akan melakukannya. kukejar cinta sampai kenegri cina, lo catet, tuh, niat suci gue."
"Niat, sih, ada. Budget yang jadi kendala mengejar cinta ya, Bro?'
"Sial, lo!" Imam melempar bantal.
"Billy!' terdengar dari luar suara mama billy memanggil.
Ya, ma!" Billy denga cepat menjawab." Bro! udah dipanggil. let's go!"
Imam dan Billy cepat cepat keluar dari kamar. Diryang keluarga dan ruang makan, mawar dalam beberapa vas bunga sudahy tersusun rapi, di sebar dimeja. Sekilas, tercium wangi bunga sedap malam dari sudut ruangan. Malam ini ada sesuatu yang lai dari biasanya. Bukan hanya papa dan mama billy tapi ada seorang gadis bernama airin diacara ulang tahuun billy yang datang bersama kedua orang tuanya. mengenakan baju warna hitam tanpa lengan, dengan panjang selutut. rambutnya sebahu, lurus. Sebagian rambut diikat dengan rapi. cantik. kedua orangtuanya mengenakan batik, menyapa orang tua billy dengan logat jawa yang kental.
"Airin, cantik sekali kamu," mama billy dengan hangan memberikan pelukan dan ciuman pipi kanan kiri, " Silakan duduk, Moggo, jeng," Sapa mama billy kepada mama airin.
"Siapa, bro? kok, Ada cewek cakep gini?"
"Heh, pembangkit listrik tenaga playboy lo harap di simpan, ya" sikut Billy.
"Cieeee..."
"Berisik, Ah!"
Obrolan mengudara, silih berganti denga senyum dan tawa. dari sana, imam mengerti. mama billy sedang berusaha menjadi mak comblang. berusaha menjodohkan airin, putri sahabatnya, dengan Billy.
'ini, lho, billy...,airin, sama tante helen ini sudah lama berteman. nah, airin ini anak sulung tante helen dan om david. ya, jujur aja, mama tu mau jodoin kamu sa airin. siapa tau cocok, ya, kan helen?"
Mama airin tertawa. terlihat airin tertunduk dengan pipi bersemu merah. tersenyum malu.
"masih dijodoin, bro? Siti nurBilly."
"Bukan gue nggak mampu nyari sendiri, tapi pilihan orangtua gue, tuh, oke banget. ya udah, gue pasrah." Billy cengengesan.
Makanan melimpah dibawakan oleh asisten rumah tangga. tidak ketinggalan babi panggang kesukaan Billy yang di letakkan tepat di hadapan imam. imam otomatis teringat jia li. imam yang dulu santai. sekarang jadi terlihat khawatir melihat babi terhidang di hadapannya. exspresi imam langsung terbaca oleh mama billy.
'Imam..., Nggak usah hawatir. tante sudah bikin ayam panggah spesial buat kamu." Mama Blly tersenyum. yang itu buat kami."
"Hoi! Bilang terikasih kali ke nyokap gue." tegur Billy.
"Eh, iya, terima kasih, tante, repot-repot."
"Lihat sendiri, kan..., elo, tuh, spesial di rumah ini."
Billy setengah berbisik kepada imam sambil mengambil nasi di atas meja.
Tanpa Billy memberi tahu pun, Imam sudah tahu. keluarga Billy memang sangat baik hati. Imam selalu bersyukur untuk itu. kebaikan dan perhatian mama papa Billy begitu tulus. Imam tidak bisa lupa. Ketuka sakit, Selama satu minggu penuh mama Billy selalu datang menjenguk ke indekos membawa makanan untuk Imam. Mengulus dahi Imam dan terkadang menyuapin makanan karena melihat kondisinya yang begitu lemah.
Saat makan malam berlangsung, Imam bisa melihat Billy dan airin begitu klik, Mereka baru bertemu, tapi sudah seperti teman lama. Langsung cocok. tidak jarang, Airin tertawa me\ndengar cerita Billy. Sebaliknya, Billy juga memberi sorot mata yang berbeda melihat senyum Airin, dalam hati, Imam bahagia untuk mereka.
Makan malam ditutup dengan obrolan yang menyenangkan. orangtua Billy memisahkandiri untuk ngobrol denga orangtua airin, Sementara itu, Billy dan Airin duduk berdua, Imam? Dudu sendiri di pojok, Sambil memandangi whatsapp di smartphone. jia li lastt send today at 07:12. statusnya masih belum berubah. untuk mengurangi rasa kehilangan, Imam membaca-baca lagi history Chat-nya dengan jia li. Sesekali, Imam tersenyum.
"Hei!" Senyum-senyum sendiri!" Tanpa sadar, Billy ada di depan Imam.
"ya? Ada yang bisa dibantai?"
"Ini airin mau balik."
Imam langsung berdiri. "Oh"
"Pulang dulu , ya, mam," Sapa airin dengan sopan.
Semua mengantar airin dan orang tuanya kepekarangan rumah Billy, tempat mobil terparkir. Semua melambaikan tangan ketikan mobil airin menjauh.
Masuk ke rumah, Mama billy merangkul tangan Billy dengan lembut." Gimana... Airin?"
Billy tersenyu."iyaaa..okelah, ma."
"Bisa, dong, mama tahun depan nimam cucu. ya, kan, pa?
Papa Billy menjawab dengan anggukan."ya" Gimana billy-lah, Ma."
Semua duduk di ruang keluarga.
"Billy... mama papa punya satu surprice buat kamu."
"Apa lagi, Ma?"
Mama dengan papa Billy berpandangan. Mama Billy mengangguk seperti memberikan kode agar papa Billy mengeluarkan amplop dari balik saku kemejanya.
Amplop itu lalu diserahkan kepada Billy.
"i-ini apa, ma? pa?
"Buka aja Bily.."
Pelan-pelan, Billy membuka amplop. tilet pesawat menuju beijing keluar dari amplop.
"WAAAA!" Billy memekik senang. "Serius, nih, Ma? Pa?. Dengan sedikit tidak percaya, Billy kembali memperhatikan tiket pperjalanan yang ada di tangannya. imam ikut-ikut melihat.
Orangtua Billy tersenyu." Selamat ulang tahun. Billy!"
Biasanya, Imam selalu mendapati papa Billy sedang mebaca koran guoji riboa, tapi tidak malam ini. ulang tahun Billy selalu di rayakan. Mungkin, bukan dirahasiakan, tapi selalu ada acara spesial untuk mengungat usia Billy yang baru. tradi keluarga bbill. maklum saya, mengingat Billy adalah anak tunggl. satu-saunya ppenerus usaha keluarga yang sudah dirintis sejak lama. setelah sepuluh pernikahan, mama billy baru hamil. jadi, keberadaan sahabat imam ini sangat berharga bagi ortu Billy.
Selama kuliah di universitas negri semarang. imam tak pernah absen dari acara keluarga Billy. Bagi billy, Imam lebih dari sahabat. imam sudah seperti keluarga.
'Selamat malam, Om...," Sapa imam kepada papa billy yang asedang menikmati tek hangat di ters rumah.
"Malam, imam. Kamu sudah makan."
'belum, dong, Om. Kan, Makan disini."
"Oh, iya, ya. ortu gimana? Sehat?
"Sehat, om. Alhamdulillah.
"Shukurlah, skripsi kamu gimana?
"sedikit lagi, om!"
"bagus-bagus! Semoga cepat lulus, ya!"
'Permisi, om, saya kekamar Billy dulu."
Sepeti biasa, setelah mengetuk pinti kamar dengan basi-basi, Imam masuk langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur Billy.
"Hei, manis!"
Billy menyambut kedatangan imam dengan gaya jia su. Gimana? ganteng nggakm, gue pake kemeja ini?"
'beuh! maut, Bro! kegantengan lo tak terkendali. tapi, kon, pink, gitu, sih, warnanya?"
Billy tetawa.'katanya , warna yang laki banget tahun ini ynag pink, bro."
Imam memperhatikan Billy yag sedang bercermin. Billy mengolesi rambutnya dengan gel secar tidak wajar. Entah gaya apa yang dipakainya malam ini. Seperti biasa, imam menatap poster bruce ledi dinding dengan pikiran yang kosong.
lama-lama kekosongan itu diisi oleh jia li. imam langsing mengecek smartphone. Belum ada pesan baru dari jia lidi whatapp. jia li las send today at 07:12.
"Udah kale galaunya. udah jau juga orangnya." ujar Billy tiba-tiba, memecah lamunan Imam.
'Lo pernah nggak denger istilah "kejarlah ilmu sampai ke negri cina" nggak?"
"Iyeee, pernah."
"nah, demikian jga dengan cinta, bro."
"halah!"
'kejarlah cinta sampai kenegri cina." Mata imam memdadak romantis. " dan... gue akan melakukannya. kukejar cinta sampai kenegri cina, lo catet, tuh, niat suci gue."
"Niat, sih, ada. Budget yang jadi kendala mengejar cinta ya, Bro?'
"Sial, lo!" Imam melempar bantal.
"Billy!' terdengar dari luar suara mama billy memanggil.
Ya, ma!" Billy denga cepat menjawab." Bro! udah dipanggil. let's go!"
Imam dan Billy cepat cepat keluar dari kamar. Diryang keluarga dan ruang makan, mawar dalam beberapa vas bunga sudahy tersusun rapi, di sebar dimeja. Sekilas, tercium wangi bunga sedap malam dari sudut ruangan. Malam ini ada sesuatu yang lai dari biasanya. Bukan hanya papa dan mama billy tapi ada seorang gadis bernama airin diacara ulang tahuun billy yang datang bersama kedua orang tuanya. mengenakan baju warna hitam tanpa lengan, dengan panjang selutut. rambutnya sebahu, lurus. Sebagian rambut diikat dengan rapi. cantik. kedua orangtuanya mengenakan batik, menyapa orang tua billy dengan logat jawa yang kental.
"Airin, cantik sekali kamu," mama billy dengan hangan memberikan pelukan dan ciuman pipi kanan kiri, " Silakan duduk, Moggo, jeng," Sapa mama billy kepada mama airin.
"Siapa, bro? kok, Ada cewek cakep gini?"
"Heh, pembangkit listrik tenaga playboy lo harap di simpan, ya" sikut Billy.
"Cieeee..."
"Berisik, Ah!"
Obrolan mengudara, silih berganti denga senyum dan tawa. dari sana, imam mengerti. mama billy sedang berusaha menjadi mak comblang. berusaha menjodohkan airin, putri sahabatnya, dengan Billy.
'ini, lho, billy...,airin, sama tante helen ini sudah lama berteman. nah, airin ini anak sulung tante helen dan om david. ya, jujur aja, mama tu mau jodoin kamu sa airin. siapa tau cocok, ya, kan helen?"
Mama airin tertawa. terlihat airin tertunduk dengan pipi bersemu merah. tersenyum malu.
"masih dijodoin, bro? Siti nurBilly."
"Bukan gue nggak mampu nyari sendiri, tapi pilihan orangtua gue, tuh, oke banget. ya udah, gue pasrah." Billy cengengesan.
Makanan melimpah dibawakan oleh asisten rumah tangga. tidak ketinggalan babi panggang kesukaan Billy yang di letakkan tepat di hadapan imam. imam otomatis teringat jia li. imam yang dulu santai. sekarang jadi terlihat khawatir melihat babi terhidang di hadapannya. exspresi imam langsung terbaca oleh mama billy.
'Imam..., Nggak usah hawatir. tante sudah bikin ayam panggah spesial buat kamu." Mama Blly tersenyum. yang itu buat kami."
"Hoi! Bilang terikasih kali ke nyokap gue." tegur Billy.
"Eh, iya, terima kasih, tante, repot-repot."
"Lihat sendiri, kan..., elo, tuh, spesial di rumah ini."
Billy setengah berbisik kepada imam sambil mengambil nasi di atas meja.
Tanpa Billy memberi tahu pun, Imam sudah tahu. keluarga Billy memang sangat baik hati. Imam selalu bersyukur untuk itu. kebaikan dan perhatian mama papa Billy begitu tulus. Imam tidak bisa lupa. Ketuka sakit, Selama satu minggu penuh mama Billy selalu datang menjenguk ke indekos membawa makanan untuk Imam. Mengulus dahi Imam dan terkadang menyuapin makanan karena melihat kondisinya yang begitu lemah.
Saat makan malam berlangsung, Imam bisa melihat Billy dan airin begitu klik, Mereka baru bertemu, tapi sudah seperti teman lama. Langsung cocok. tidak jarang, Airin tertawa me\ndengar cerita Billy. Sebaliknya, Billy juga memberi sorot mata yang berbeda melihat senyum Airin, dalam hati, Imam bahagia untuk mereka.
Makan malam ditutup dengan obrolan yang menyenangkan. orangtua Billy memisahkandiri untuk ngobrol denga orangtua airin, Sementara itu, Billy dan Airin duduk berdua, Imam? Dudu sendiri di pojok, Sambil memandangi whatsapp di smartphone. jia li lastt send today at 07:12. statusnya masih belum berubah. untuk mengurangi rasa kehilangan, Imam membaca-baca lagi history Chat-nya dengan jia li. Sesekali, Imam tersenyum.
"Hei!" Senyum-senyum sendiri!" Tanpa sadar, Billy ada di depan Imam.
"ya? Ada yang bisa dibantai?"
"Ini airin mau balik."
Imam langsung berdiri. "Oh"
"Pulang dulu , ya, mam," Sapa airin dengan sopan.
Semua mengantar airin dan orang tuanya kepekarangan rumah Billy, tempat mobil terparkir. Semua melambaikan tangan ketikan mobil airin menjauh.
Masuk ke rumah, Mama billy merangkul tangan Billy dengan lembut." Gimana... Airin?"
Billy tersenyu."iyaaa..okelah, ma."
"Bisa, dong, mama tahun depan nimam cucu. ya, kan, pa?
Papa Billy menjawab dengan anggukan."ya" Gimana billy-lah, Ma."
Semua duduk di ruang keluarga.
"Billy... mama papa punya satu surprice buat kamu."
"Apa lagi, Ma?"
Mama dengan papa Billy berpandangan. Mama Billy mengangguk seperti memberikan kode agar papa Billy mengeluarkan amplop dari balik saku kemejanya.
Amplop itu lalu diserahkan kepada Billy.
"i-ini apa, ma? pa?
"Buka aja Bily.."
Pelan-pelan, Billy membuka amplop. tilet pesawat menuju beijing keluar dari amplop.
"WAAAA!" Billy memekik senang. "Serius, nih, Ma? Pa?. Dengan sedikit tidak percaya, Billy kembali memperhatikan tiket pperjalanan yang ada di tangannya. imam ikut-ikut melihat.
Orangtua Billy tersenyu." Selamat ulang tahun. Billy!"
0 comments:
Post a Comment