Sinopsis Terlengkap dari Awal Sampai Akhir, Film Ku Kejar Cinta Ke Negri Cina

Sinopsis Terlengkap dari Awal Sampai Akhir, Film Ku Kejar Cinta Ke Negri Cina 

KUKEJAR CINTA

Angin malam semarang membelai halus jilbab jia li. malam itu udara terasa dingin. jia li dan kamera di tangan kanannya, dengan tekun menangkap sudut kota semarang yang berbalut sinar dari lampu-lampu. Kilauan sinar lampu memberikan komplimen bagi keindahan kota ini. Simpang lima semarang tidak berhenti berdetak, meski malam semakin larur. Landmark kota semarang ini memang tak pernah sepi. dalam beberapa menit, sidah ada puluhan foto bersarang di kamera jia li.

Dari arah gajah mada. Imam dan Billy menghapiri jia li. Imam mengajak Billy untuk menemani jia li mengambil foto malam itu. Naluri imam melindungi, muncul secara alami. ia ingin memastikan, jia li bisa mengambil foto-foto dangan nyaman, daripada seorang diri pada malam hari.

"Assalamuaaikum."

"Bodiguard datang. Kamu aman!" Billy dengan lebai membuka percakapan dengan gaya nanquan3."

Jia li tertawa. Tawa yang sejujurnya sangat menyejukkan hati imam. setelah peristiwa sore tadi yang dia alami, Kenyamanan ini yang dia butuhkan.

'Sila mengambil foto, saya nunggu disini, ya! Nggak jau-jauh, kok." Imam duduk sambil melepaskan pandangan melihat keramaian di lapangan simpang lima.

Jia li mengannguk. Billy menemani jia li berjalan. zrupanya, Dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan, menjadi bodiguard jai li. pendangan Billy sesekali tertambat dengan anak-anak yang dengan riang bermain bola di lapangan. Warung tenda di sekeliling simpang lima terlihat terang. beberapa orang duduk di sana menikmati makan malam.

Ce li..., Dong xi.. Che de.. semarang ( san bao long)..henduo." billy mencoba mengesankan jia li dengan berbbahasa mandarin. Padahal kalimat iti dia dapat setelah bertanya kepada papanya, yang dia ingat-ingat sepanjang perjalanan dari rumah sampai akhirnya bertemu jia li.

"Ze dong xi shi san bao long chu bing de ma?"

Rupanya bukan keputusan yang tepat untuk mengajak jia li berbahasa mandarin. Billy hanya bisa garuk-garuk kepala karena tidak mengerta harus menjawab apa.

'Wahug, sori! Bingung, deh, jawab apa," Billy tertawa kering." Gue sebenarnya nggak bisa bahasa mandarin."

"Billy.."

"Ya?"

"Imam..., Kenapa?" Tanya jia li hati-hati.

"maksud kamu?"

"Hmm..., Sepertinya ada yang berbeda."

"Oh, itu..." Billy langsung membalikkan tubuhnya melihat imam yang masih duduk dengan pandanga kosong. Suasana hati Imam masih sangat terbaca, pantesan jia li bertanya.

"Sepertinya ada sesuatu, sinar matanya lain."

masih hangat curcol Imam kepada Billy beberapa jam yang lalu, sebelum Imam menculiknya kesini. Meski akhir-akhir ini Widya menbuat Imam merasa lelah, rasa kecewa tidak terhapuskan, ketika melihan pacarnya bergandengan tangan dengan yang lain.

"Bro...., Selalu ada dua sisi di sebuah koin. lo nggak pengen denger penjelasan Widya?"

"yang gue lihat cukup, nggak butuh penjelasan lebih lanjut. Nggak pengen banyak ngomong jugalah gue, capek!"

Seorang pejalan kaki tidak sengaja menabrak bahu Billy, Membuatnya tersadar dari ingatan beberapa jam yang lalu.

'Widya..."

"Widya?"

"Euhmmm..."

"Widya itu siapa?" tanya jia li.

Billy tersenyum basa-bbasi. Nama Widya sudah terlanjur dia lontarkan.

"Teman dekatkan Imam?" Mata jia li benar benar nenunggu penjelasan Billy.

Billy mengangguk." Lebih dari dekat."

"Ooh."

"kenapa?"

"Tak apa. Saya hanya bertanya saja. Imam orang yang baik." jia li tersenyum.

'Widya itu, sih, tadinya... pacar Imam, tadinya..."

"Tadinya?"

"Imam tadi sore memorgoki Widya sama dimas. Imam langsung ngasih SP3. putus, Emmmm... duh! Gue kebanyakan cerita, deh, ini." Billy lalu menyesali ucapannya.

"Ooh, pantas. Ada yang lain dari Imam." Jia li berhenti sebentar, Memperhatikan Imam dari jauh, Mata sipitnya menajam di balik kamera.

Jia li mengambil foto Imam dibawah langit semarang.