Dapatkan cerita film terbaru, baca online novel cinta, download synopsis film, cinta terlarang, cerita cinta menarik, buku novel asmara

Saturday 2 January 2016

Synopsis Film Bioskop, Kukejar Cinta Sampai Ke Cina.

KUKEJAR CINTA HINGGA KE NEGRI CINA
KUKEJAR CINTA HINGGA KE NEGRI CINA
kukejar cinta sampai kcerita kukejar cintaku ke china sinopsis aku kau dan kua mithu nisar profil eriska rein ku kejar cintaku ke china ganool cinkaku sampai ke china

KUKEJAR CINTA

Imam memperhatikan dari jauh. Seorang perempuan bernama widya, tidak lepasa dari pandangannya. Mungkin karena biasanya Widya menggunakan kemeja dan jeans khas anak kuliah. hari ini berbeda. Widya menggunakan kebaya, high heels, dan membiarkan rambut yang melebihi pundak, sesekali berkibar mengikuti hembusan angin. Tidak perlu make-up untuk menjelaskan kecantikannya. Tanpa itu pun, Secara alami sudah banyak yang menambat pandangan kepada Widya.

Namun, Sejujurnya, Bukan kecantikan Widya yang membuat imam jatuh hati, ketika mereka pertama kali bertemu di universitas negeri semarang ini. Melainkan mata widya yang memancarkan kecerdasan. mata itu selalu bersinar, sehingga kecantikannya selalu menjadi sorotan.

Itu yang tidah mudah iman dapat dari perempuan lain, yang selama ini mondar mandir di dunia asmara. Bila imam membandingka widya dengan barisan matanya, widya itu seperti Baochuan, Kapal harta ming yang besarnya sepuluh kali lipat kapal Vasco da Gama.  Mendapatkan Widya adalah prestasi tertinggi imam di dunia asmara.

Imam melihat widya berkali kali mengecek jam di tangannya. imam tahu, Widya menuggu. Perempuan itu pasti khawatir imam terlabat datang dihari pentingnya. Tetapi imam penan dengan pandangannya yang sekarang ia lihat. Sengaja. Imam tahu bernar kebiasaan Widya. Dia paling takut terlambat, Meski mereka berdua bertemu justru karena keterlambatan.

Mata Widya menabrak pandangan imam. Perempuan itu secara otoomatis melambaikan tangan sambil tersenyum. imam berjalan menghampirinya.

"hei, Cantik."
"hei, Mas. Kamu kok, ngggak pake jas?"

Widya langsung memperhatikan penampilan imam yang terlalu biasa untuk sebuah aca penting. celana kain,kemeja yang biasa dipakai imam kuliah. dans epatu lari yang sangat tidak matching dengan pakaiannya.

"imam menggeleng." nggak ah"
"ini, kan, Acara spesial. kamu harusnya pake jas, dong, mas. kan, lebih ganteng."

"nggak pkejas aja udah ganteng, kok, wid."
"tapi....."

"udahlah, wid, yang penting kamu. kamu cantik. kamu cum laude. Kamu wisuda hari ini." Imam menempatkan jari telunjuk di bibir Widya.

"Hih! kamu !
imam tersenyum sambil memindahkan toga yang ada di tangan kiri supaya tangan kana bisa bebas menggenggam tangan Widya. hari ini adalah satu hari pentiing dalah hidup widya, Wisuda. imam berada didalah satu hari penting itu. Mendampinginya.

"toga kamu dimana, wid?"
"Ada sama ibu, mas."
"ooh."
"ibu, Bapak, dan dek ezza udah menunggu di depan auditorium."

Imam menelan ludah, sambil berusaha tersenyum untuk menenangkan diri. bagi imam, bertemu dengan orang tua widya, levelnya sama dengan menonton the conjuring. Diserang mimpi buruk hampir tiga hari, bukan sesuatu yang menyenangkan bagi orang penakut seperti iman. Hal itu dirahasiakan iman dari siapapun, yang bahkan widya juga tidah tahu ketakutannya akan film horor. namun, bukan rahasia kalau iman sangan menghindari bertemu, apalagi melakukan kontak mata dengan pak joko, bapak darri widya. Wiidya tahu kalau imam sangat tidak nyaman dengan bapaknya.

kejadian setahun yang lalu, tapi masih dalam ingatan imam. Setelah setahun pacaran denga Widya, Pak joko memberi kejutan kecil untuknya.

"pak, imam mau pulang dulu ni, Pamit pulang dulu, pak." Diperbatasan antara ruang tamu dan ruang keluarga. imam tersenyum basi basi, sambil sedikit menundukkan wajah.

Diruang keluarga, pak joko sudah rapi mengenakan baju koko bewarna putih dengan kedua lengan baju yang terggulung sampai siku. Titik titik  air wudhuk masih tersisa dibagian dahi. Dengan tajam pak joko menatap imam.

"Sebentar lagi azan magrib. kamu salat saja disini. Tanggung. wid, Coba ajak iman ambil air wudu. Bapak tunggu di musalla. pak berlalu menuju musalla.

"mas...Yuk?"
"Eh?"
"Yuuuk. Kamu denger, kan, apa kata bapak? salat magrib disini dulu."
"tapi..."
"tuh, Azan, Sebentar aja, kok, mas."
imam sudah tak bisa lagi memberikan alasan untuk pergi dari ruma Widya, Widya dengan cepat menggandengnya kebelakang rumah, dimana terdapat musalla pada halaman luas yang begitu asri. bangunan kecil yang berbentuk limas adalah musalla keluarga Widya. Dikelilingingi rimbunnya tanaman berwarna hijau, begitu \menyegarkan pemandangan, gemericik suara dari air tejun buatan, menyejukkan pendengaran.

Suara azan masih terdengar sayup-sayup menguringi imam berwudu. Dimusalla, sudah ada pak joko, widya dan jaga adiknya, azza. imam duduk bersila dibelakan pak joko.

"sesuai dengan nama, kamu yang jadi imam salat magrib sekarang."

Imam tercekat. itu bukan tawaran atau pemintaan tapi perintah yang tidak bisa ditolak. Jantung imam berdetak sangat kencang. kalau bisa, saat itu juga bumi menelannya atau apa saja terjadi. yang penting imam bisa pergi dari rumah widya. bukan apa apa, tidak seperti namanya yang begitu islami, Imam merasa belum jadi peminpin yang baik, sekalipun bagi dirinya sendiri. Iman sering melewatkan ibadah wajib ummat islam, melaksanakan salat, salat jumatpun kadang-kadang dilakukannya kalu tidak malas. jangan tanya ibadah yang lain. Salat saja sudah sepeti itu. ini tiba tiba pak joko malah menodongnya menjadi imam untuk salat magrib.

"Dengan lemas, Imam berdiri melaksanakan salat megrib sesuai yang diperintahkan pak joko, Imam sudah parah dengan penilaian yang akan dia dapat. Imampun sudah tidak kushuk menjalani salatnya. Perasaan takut akan bbacaan yang minim, membuat iman berpikir pak joko akan menilai dirinya rendah.

"Kok, Bacaannya kalah sama ank SD?" komentar pak joko dengan pandangan yang sangat menusuk. Komentar yang sejujurnya merupakan tamparan yang menyakitkan bagi iman.

Tidak butuk waktu lama untuk imam pamit pulang sehabis salat. pak joko hanya mengangguk ringan, Widya mengantar imam ke teras.

"Tuk, Kan, Wid. Itu sebabnya kamu tak mau salat disini. Bapak kamu pasti, Deh, ngomo0ngnya kayak gitu, kan, jadi nggak enak."

"kamu yang seharusnya salat, dong, mas. kan udah kewajiban seorang muslim.

Motor Iman meninggalkan pekarangan rumah pak joko. Sebagian rasa malu karena perkataan pak joko, masih tertinggal dalam benak hati dan pikiran imam. Sebenarnye, wajar kalau seorang bapak, pak joko berhati hati untuk menilai teman dekat Widya. jauh dari lubuk hati, pak joko pak joko tak mengerti kenapa Widya bisa jatuh ati kepada imam. kalau ada satu hal yang diharapkan pak joko dari imam, pastilah itu hari dia putus dengan Widya, pak joko yakin, Widya, Searusnya mendapat pendamping yang lebih baik dari imam.

Pagi ini pandangan pak joko terhadap imam belum juga berubah. Tatapan dingin dan skeptis pak joko, Menyadarkan imam dari ingatan setahun yang lalu.

"Pagi, pak.. bu.." Imam menyalami orang tua Widya dengan sopan.

para Calon wisuda berserta keluarga dan juga para pendamping, Mulai memasuki auditorium, Widya berpamitan meninggalkan kwluarga dan imam, Untuk mengenakan toga, lalu bergabung dengan wisuda lain. Imam dapat melhhat dari sudut matanya, Widya berpelukan dengan senyum bahagia dengan teman teman seangkatan. Tidak lama, Acara wisuda berlangsung tertib. Tiba tiba nama Widya dipanggil. Widya brjalan dnegan tenang dan penuh oercaya diri. Rektor memindahkan pita ditopi Widya. resmi sudah  menjadi sarjana.

Selesai acara, iman dan keluarga Widya  menunggu di depan auditorium. Di sekeliling, Masih banyak wisidawan yang seru berfoto. Ada yang bersama keluarga, teman, sendirian dan bersama pasangan. momen ini begitu berharga.Semua ingin mengenangnya dengan senyum. Tongsis mengudara, Ditemai dengan wajah sumringah mereka yang baru manyandang gelar sarjana. Ratusan foto tersimpan dalam kamera digital dan smarphone. Foto foto ini dalam waktu singkat sudah berkeliaran diberbagai media sosial. Dunia harus tahu.

" Hei... Selamat ya, udah wisuda." Imam menyambut Widya yang berlari kecil kearahnya.

"Makasih, mas."

"Bangga sama kamu." Kedaua tangan imam memegang Halus lengan widya. IPK-nya bagus dan sekarang wisuda. Kurang bangga apa aku sama kamu?"

"Sayangnya, yang mendampingi malah belum wisuda." Nada suara pak joko yang sarkistik, mematahkan senyum Imam waktu itu juga.

Baca kelanjutannya ceritanya disini

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Synopsis Film Bioskop, Kukejar Cinta Sampai Ke Cina.

1 comments: