Synopsis Lengkap Kukejar Cinta ke Negri Cina, Pak Munawar Terkesan

Synopsis Lengkap Kukejar Cinta ke Negri Cina

KUKEJAR CINTA KENEGRI CINA

kalau dulu, setiap mengajukan bab skriipsi kepada pak munawar, rasanya sudak tak bisa ditawar lagi kalau revisi lebih dari dua kali menjadi satu paket bagi Imam. Tetapi, klai ini berbeda, sebaliknya pak munawar sangat terkesan dengan kemajuan yang terjadi. bab empat Imam terbilang mengesankan, revisi pun hanya minor.

"bab empat kamu solid, mam. saya terkesan. ini revisinya minor." ada tiga bagia yang di coret pak munawar." Minggu depan kita bahas lagi. setelah itu , masuk bab lima, ya!"

"Alhamdulillah. terima kasih, pak.' Imam tidak menyembunyikan rasa senang.

"gitu, dong! kalau dari dulu spead kamu mengerjakan skripsi seperti ini, apsti hasilnya luar biasa."ak munawar menepuk bahu imam. tanda kalau kerja keras imam diapresiasikan dengan baik.

"terima kasih, pak. permisi."

rasanya menyenangkan saat keluar dari ruang dosen, ada semangata yang menyala dalam dada imam. kobarannya terluhat sampai ke mata. mengerjakan skripsi terkadang sampai lewat tengah malam, ditutup dengan salat tahajut, manjadi katalis yang membuat skripsi imam jadi seperti ini. kalu dulu rasa malasnya selesai asisten karena ada revisi, kali ini justru semangat untuk lebih bbaik lagi yang datang.

imam berjalan di koridor kampus sambil membukan whatsapp. Ada pesan dari Billy.

"bro..., nanti malem datang, ya, dinner di rumah gue."

"siap. Siapin rantang juga, ya. pasti gue mau bungkus buat makan besok."

"pastinya, sayang."

"Hih, gue lurus selurus-lurusnya!"

"Anak indekos sejati, ya."

"Eh, jadi inget gue..., ngapain, sih, dinner dirumah lo? dalam rangka apa?

"Hari ini gue ulang tahun, bro!"

'Hih, tambah tua."

"terima kasih. tiada kesan tanoa kehadiranmyuuuu.."

Sambil berjalan meba;as whatsapp. Imam sudah sampai di tempat parkir motor. Azan zuhur berkumandang di mesjid kampus. Imam sudah memasang helm, kembali menyipan helmnya di kaca spion motor, imam melangkah menuju mesjid.

Ada yang mengetuk puntu hatinya.

Kali ini, imam menjawab panggilan itu.