Baca Novel Lengkap Dan Gratis film Kukejar Cinta

Baca Novel Lengkap Dan Gratis film Kukejar Cinta

KUKEJAR CINTA

Azan isya memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat. Suara azan lmbut datang dari mesjid baiturrahman yang terletak di simpang lima. Secara otomatis, jia li menghentikan aktifitas memotret.

"Billy..., Saya mau salat dulu."

"Yuk, Gue anter ke mesjid. Kita samperim Imam dulu, Tuh, daripada galau sendiri mencari arti hidup."

Jia li dan Billy menghampiri Imam. smartphone ada di tangan Imam, Beberapa pesan Widya,masuk via wahtsapp.

"Mas..., Kita nggak putus, Kan, mas?"

"Seharusnya kita nggak putus, Mas. Semua masih bisa dibicarakan baik-baik. Ini beneran hanya salah paham aja, Mas."

"Aku nggak mau kita putus gara-gara hal sepele gini."

"Mas..., Please, Mas."

Semua pesan dilengkapi dengan ikon menangis disegala penjuru kata.

Imam akhirnya mengirim pesan untuk widya. "Kita selesai, Wid."

"Hei, pemuda galau!"

Imam segera mengalihkan konsentrasinya dari smartphone dalam genggaman." Apaan, sih, lo?"

"Bro..., Jia li mau salat, bro, kita anter jia li ke mesjid dulu."

Imam mengangguk." Deket, kok, dari sini."

Mereka berjalan kaki menuju jalan pendanaran. tidak sampai lima menit, mereka sudah memasuki are mesjid baiturrahman, Salah satu mesjid besar di semarang. Beberapa orang sudah mulai menaiki anak tangga untuk masuk kemesjid berbentuk limas ini, untuk memenuhi panggilan.

Namun, Imam masih belum merasa terpanggil. Sementara jia li mengambil wudu dan salat berjamaah di mesjid, Imam memilih menunggu di luar bersama Billy.

Mereka berdiri di dekat pagar besi bertembok warna hijau. dari luar, terdengar suara imam meminpin salat berjamaah. Billy menatap Imam penuh arti, Imam tidak jarang menemani Billy sembahyang. tetapi, selama mengenal Imam, Billy belum pernah sekalipun menunggunya didekat mesjid untuk salat.

"Apa, sih, lo?" Ujar imam tiba-tiba. Imam mengerti maksud pandangan Billy kepadanya.

"Nggak."

"Ntar, yaaa, kalau gue udah tergerak dan terpanggil untuk salat, ya, gue salat sendiri. nggak yang disuruh-suruh gini."

"lah, siap yang nyuruh? gue nggak ngomong apa-apa yeee, dari tadi."

"mata lo, tuh, yang ngomong gitu.:

"Hih, Ada yang emosi."

"Biarin!"

Billy tertawa. " tanggunglah bahas ini. gue jadi pingin tahu juga."

"Kepo lo!"

"Gue heran aja sama lo, bro. salat itu, kan, kewajiban di agama lo. rukun islam kedua, kan? kalau kewajiban, yaaa.., Seharusnya elo salat, bukan?"

'Halah. mulai, deh, nbawel. Lo lama-lama kayak Widya, deh, pake kata "seharusnya" capek gue dengernya," Sungut Imam, kesal.

Billy tersenyum. "Nggak sensi gitu, dong, sayang"

Imam mememaletkan lidah."Hih!"

"Pantes elo nyaman, ya, sama jia li. kalau sekarang gue lia dan denger dari ceri elo. dia nggak pernah nyuruh lo salat."

"Kok bisa ya? aneh juga. mengingat dia pake jilbab. Gue pikir, Dia lebih daripada Widya dalam ngingetin elo buat salat. ternyata, sama sekali nggak."

"nah, justru kayak gitu cewek yang bener."

"heh? Maksud lo? Billy merasa heran dengan ucapan Imam.

"Jia li nggak suka maksa. Nggak pernah gue dengar dia ngomong " seharusnya" nggak pernah. semua itu datangnya harus tulus, dari lubuk hati terdalam."

'yah, kuluar lagi, tuh, bahasa puisi, lo."

Tidak lama, jamaah mulai keluar dari mesjid. jia li pelan-pelan menuuruni tangga mesjid. Dia terlihat ngobrol dengan dua orang berjilbab lainnya. Imam menebak dalam hati, sepertinya orang itu menanyakan asal-uusul jia li disertai rasa kagum kepadanya.Mata mereka begitu berbinar-binar ketika berbicara dengan jia li. Tionghoa dan berjilbab. tidak banyak pemandangan seperti itu disini. Apalagi, jia li begitu cantik. Imam tidak sanggup melepaskan pandangan kearah jia li. pandangan itu bertabrakan, jia li tersenyum melihat imam.

"Cantik, ya, bro..."

Billy melihat imam nyaris tak berkedip melihat jia li menuruni anak tangga mesjid.