Free Online Novels Indonesia, film kukejar Cinta

Free Online Novels Indonesia, film kukejar Cinta 

KUKEJAR CINTA

Terima kasih.xie xie. assalamualaikum...." jia li melambaikan tangan kepada dua orang yang berjilbab tadi, sambil tersenyum sopan.

"sudah?"

Jia li tersenyum."sudah"

"Iya, Mereka tadi nanya-nanya sedikit tentang muslin di cina. orang semarang ramah-ramah, ya."

"Oh, iya, dong!" Sahut Billy dengan bangga."

Mereka bertiga terus berjalan kani, pelan-pelan mnjauhi mesjid.

'Mesjid baiturrahman bagus, ya. saya suka. selalu suka kalau salat di mesjid."

"iya, jawab Imam pendek."

"tapi, kamu tau nggak apa yang paling saya suka?"

"saya? Iya, kan? iya dong" Imam cengengesan.

"Jia li menggeleng sambil tersenyum.

"yaelah, bro!" Billy meninju pelan baju Imam yang berjalan di sampingnya." tetep, ya, usaha. jualan aja lo!"

"Saya paling suka melihat exspresi orang-orang yang keluar dari mesjid setelah menunaikan salat.

"Hmm..., Kenapa/ Apa spesialnya?" Imam heran."

Jia li tersenyum kecil." Justru buat saya, luar biasa. Mereka dengan sadar menghentikan kegiatan dunia mereka untuk menunaikan panggilan Allah. ikhlas karena Allah."

Imam mendengarkan jia li dengan baik. Hatinya mulai tersentuh. Pelan-oelan kata itu meresap, sambil mengingat-ngingat lagi wajah-wajah yang keluar dari mesjid.. ada yang baru pulang kantor, tukang sapu jalan, pelajar, laki-laki, perempuan,  tua dan muda. mereka sadar dan ihklas akan kewajiban sebagai seorang muslim. Imam juga melihat ada kakek-kakek yang udah renta dengan badan yang bungkuk, pelan-pelan naik menyusuri tangga mmesjid, dengan sarung di pundak. merka salah, sementara imam hanya menunggu du luar mesjid.

"jia li....,' ujar Imam pelan."

"Ya?"

"Selama kita jalan, kamu, kok nggak pernah minta saya salat. K-kenapa?"

mata sipitnya menatap Imam dengan senyum yang tulus. "saya tidak pernah memaksa orang untuk jatuh cinta. cinta itu indah, tulus dan bukan sesuatu yang bisa di paksakan. datangnya dengan hati. " tangan kanan jia li menempel kearah jantungnya.

"Dengerin, bro!"

'Andai saja...., Setiap manusia itu menyadari betapa besarnya cinta Allah kepada ummat-nya, Mungkin kita takkan pernah berhenti untuk bersujut.

"Imam diam, kata kata jia li begitu meresap.

"Nikmat mana yang kamu dustakan? Bagai mana mungkin kita bisa tidak menyembah Allah? Nikmat yang kita rasakan begitu besar."

"Tuh, bro!"

"Imam diam.

"Eh, giman tugas akhir kamu?" jia li mengalihkan pembicaraan." lancar?"

"Sedang mengerjakan bab empat. sejauh ini, lancar jaya.

"Semoga aman terkendali!" Timpal Billy.

"Amin."

"tentang skripsi, Semoga Allah berbaik hati, nih, memperlancar bab empat saya. jangan sampe pak munawar yang nggak bisa ditawar itu ngasih lima kali rivisi.

"Imam, Coba untuk berprasangka baik kepada Allah. Allah tidak akan pernah menyulitkan hamba-nya. Mungkin..., Mungkin, ya. Kita yang terkadang melupakannya." Tutur jia li dengan hati-hati.

Terhanyut dalam kata kata yang baru saja diucapkan jia li, Imam terbawa aderas rus pikiran yang melintas di kepala. Jia li semudah itu membuatnya nyaman. lembut, tidak keras. Meresap dengan mudah, membuat imam mengerti. membuat imam sada. seperti inilah yang selama ini dia butuhkan. Bukan yang "seharusnya", Bukan yang demikian. Dengan adanya jia li, Iman terpacu untuk menjadikan dirinya kedalam versi yang lebih baik.

"jia li..."

"Ya?"

"terima kasih, ya. sudah mengingatkan."

Jilbab jia li tertiup angin, menutupi sebagian wajahnya. Tetapi, Imam tahu. Dibalik jilbab itu, jia li tersenyum.