Dari Awal Sampai Akhir - Cerita Lengkap, Film Kukujar Cinta - Imam Kerumah Billy
KUKEJAR CINTA
Malam itu, Imam merebahkan tubuhnya di tempat tidur billy. Sementara si pemilik kamar duduk mengahadap laptop yang ada di atas meja.Ada lagu," sedih syahdu" Dari roma irama yang diputar Billy. Imam sedikit bingung dengan pilihan lagi Billy, tapi, ya sudahlah ini kamar Billy. Billy sesekali menyanyikan lirik lagunya. pandangan Imam berganti dari langit-langit kmar, keposter besar bruce le, sang idola Billy yang ada di dinding.
"Bro.."
"Apa?"
"Dangdut, bro?"
"Yoi, Bang haji, rock!"
"Lagi galau, lo? Dengerin lagu kayak gini."
"hati gue selembut sutra dari tiongkok."
"Idola bruce lee, tapi hati bang haji, yeee."
Imam diam-diam terbawa dengan lagu yang Billy dengarkan. perasaan ingin bertemu dengan jia li menumpuk dalam pikiran. tetapi, tidak tahu alasan nya apa. Sebetulnya memang tak ada alasan, Namun, ingin.
"Salah, ya"
"maksud lo?"
"Jia li...Gue nggak bisa berhenti mikirin dia."
Billy menbalikkan badan untuk menatap Imam. satu dua nafas dia hela. Bukan, karena dia melihat Imam seperti orang kekurangan gizi saat itu. Wajah Billy mendadak serius karena ada yang ingin dia katakan, Penting untuk dicerna baik-baik oleh imam.
"urusan perasaan dan hati nggak pernah ada yang salah. yang kurang tepat adalah reaksi kita terhadap perasaan tersebut."
Imam diam.
'Gimana kita bersikap, Gimana kita bereaksi, gimana kita bisa menerjemahkan yang kita rasakan kedalam tindakan..., Itu yang kadang kurang tepat.
"Hmmm...,"
"Lo udah punya komitmen sama Widya, elo udah gede. Udah dewasa. udah bisa mikir sendiri. Gue sebagai sahabat, Nggak akan ikut-ikutan dengan urusan dunia asmara lo. tapi, sebagai sahabat yang bai, ya, gue ngingatin."
Lagu dangdut yang putar dari laptop Bily berakhir. Billy mengganti dengan lagu-lagui lain. Seleranya memang unik. dari lagu dangdut, lagu yang sedang hits diputar di radio, sampai karawitan sunda, terkadang Billy putar.
Bayang jia li tak henti-hentinya diputar di pikiran Imam, meski Billy sudah mengingatkan.
untuk yang satu ini, Imam memilih lupa.
Pilihan tersebut semakin terasa tidak salah, ketika Imam pulang, lalu menerima telpon dari Widya. Pertengkaran itu hadir lagi. melengkapi setiap hari. Sepertinya, Bila tak ada pertengkaran akan terasa hambar.
"Gimana, sih, Mas? seharusnya kamu, tuh, ngertilah perasaan aku."
"Sama kamu selalu ada ka" seharusnya" Wid."
"ya, Memang iya, kan, Mas? Seharusnya kamu ngerti kalau aku melakukan ini untuk kebaikan kita.."
Imam menarik nafas panjang.' See? Seharusnya lagi.
Mungkin, Seharusnya kamu nggak sama aku, Wid!"
"Mas, Ngomong apa, sih kamu!" Suara Widya meninggi.
"Bener, kan, Wid?"
"Kamu udah bohong sama aku. Kamu selingkuh, ya, Mas?"
Imam menarik nafas panjang." capek! Sekarang ada tuduhan baru lagi dari kamu."
"bener, kan, Mas?"
"kamu, tuk, ya. Bener-bener deh. Tuduhan selanjutnya apa lagi, Wid/"
imam memutuskan telpin tanpa menunggu jawaban Widya. Semua merasa benar. Semuanya merasa lelah.
Widya berkali-kali menelpon. hanya dia yang imam lakukan. Klik rejek atau tidak mengangkat.
KUKEJAR CINTA
Malam itu, Imam merebahkan tubuhnya di tempat tidur billy. Sementara si pemilik kamar duduk mengahadap laptop yang ada di atas meja.Ada lagu," sedih syahdu" Dari roma irama yang diputar Billy. Imam sedikit bingung dengan pilihan lagi Billy, tapi, ya sudahlah ini kamar Billy. Billy sesekali menyanyikan lirik lagunya. pandangan Imam berganti dari langit-langit kmar, keposter besar bruce le, sang idola Billy yang ada di dinding.
"Bro.."
"Apa?"
"Dangdut, bro?"
"Yoi, Bang haji, rock!"
"Lagi galau, lo? Dengerin lagu kayak gini."
"hati gue selembut sutra dari tiongkok."
"Idola bruce lee, tapi hati bang haji, yeee."
Imam diam-diam terbawa dengan lagu yang Billy dengarkan. perasaan ingin bertemu dengan jia li menumpuk dalam pikiran. tetapi, tidak tahu alasan nya apa. Sebetulnya memang tak ada alasan, Namun, ingin.
"Salah, ya"
"maksud lo?"
"Jia li...Gue nggak bisa berhenti mikirin dia."
Billy menbalikkan badan untuk menatap Imam. satu dua nafas dia hela. Bukan, karena dia melihat Imam seperti orang kekurangan gizi saat itu. Wajah Billy mendadak serius karena ada yang ingin dia katakan, Penting untuk dicerna baik-baik oleh imam.
"urusan perasaan dan hati nggak pernah ada yang salah. yang kurang tepat adalah reaksi kita terhadap perasaan tersebut."
Imam diam.
'Gimana kita bersikap, Gimana kita bereaksi, gimana kita bisa menerjemahkan yang kita rasakan kedalam tindakan..., Itu yang kadang kurang tepat.
"Hmmm...,"
"Lo udah punya komitmen sama Widya, elo udah gede. Udah dewasa. udah bisa mikir sendiri. Gue sebagai sahabat, Nggak akan ikut-ikutan dengan urusan dunia asmara lo. tapi, sebagai sahabat yang bai, ya, gue ngingatin."
Lagu dangdut yang putar dari laptop Bily berakhir. Billy mengganti dengan lagu-lagui lain. Seleranya memang unik. dari lagu dangdut, lagu yang sedang hits diputar di radio, sampai karawitan sunda, terkadang Billy putar.
Bayang jia li tak henti-hentinya diputar di pikiran Imam, meski Billy sudah mengingatkan.
untuk yang satu ini, Imam memilih lupa.
Pilihan tersebut semakin terasa tidak salah, ketika Imam pulang, lalu menerima telpon dari Widya. Pertengkaran itu hadir lagi. melengkapi setiap hari. Sepertinya, Bila tak ada pertengkaran akan terasa hambar.
"Gimana, sih, Mas? seharusnya kamu, tuh, ngertilah perasaan aku."
"Sama kamu selalu ada ka" seharusnya" Wid."
"ya, Memang iya, kan, Mas? Seharusnya kamu ngerti kalau aku melakukan ini untuk kebaikan kita.."
Imam menarik nafas panjang.' See? Seharusnya lagi.
Mungkin, Seharusnya kamu nggak sama aku, Wid!"
"Mas, Ngomong apa, sih kamu!" Suara Widya meninggi.
"Bener, kan, Wid?"
"Kamu udah bohong sama aku. Kamu selingkuh, ya, Mas?"
Imam menarik nafas panjang." capek! Sekarang ada tuduhan baru lagi dari kamu."
"bener, kan, Mas?"
"kamu, tuk, ya. Bener-bener deh. Tuduhan selanjutnya apa lagi, Wid/"
imam memutuskan telpin tanpa menunggu jawaban Widya. Semua merasa benar. Semuanya merasa lelah.
Widya berkali-kali menelpon. hanya dia yang imam lakukan. Klik rejek atau tidak mengangkat.
0 comments:
Post a Comment