Kukejar Cinta Ke Negri Cina.
Tiap kali ke kampus, Rasanya sudah tak ada lagi teman satu angkatan dengan Imam. rata rata sudah bekerja diperusahaan bergengsi, membuka usaha sendiri, dan beberapa sudah menikah. kalu ada yang tersisa di kampus, statusnya berbeda dengan Imam. Mereka sudah meniti karir menjadi asisten dosen. Mungkin, tinggal Imam satu satunya yang masih berjuang untuk menyelesaikan skripsi. Seperti hari ini, janji bertemu dengan pak munawar, akhirnya tiba.
pak munawar membaca bab tiga imam. Imam menunggu feed back, ketegangan terlihat dari cara Imam duduk. Beberapa kali, pak munawar melihat Imam memegang tekuk leher, gelisah. Dalam hati, Imam berharap, Semoga dia berlanjut ke bab empat. Sejujurnya, Sejak ertemu jia li, Imam jadi lebih semangat mengerjakan skripsi. Rasa malas hilang. keingina menunda untuk mengerjakan skripsi pun terbang. Semua mulai berjalan di track yang benar.
Baru kali ini Imam melihat pak munawar tersenyum tipis.
bagur, bat tiga oke. kamu langsung lanjut bab empat sekarang."
Wjah Imam mendadak cerah Bola matanya membesar." Alhamdulillah, terima kasih, pak!"
"Alhamdulillah, bab tiganya disetujui, lanjut bab empat sekarang, Terima kasih, ya, doanya.: sen to jia li.
Ada satu whatsapp dari seseorang yang dalam beberapa jam ini tidak pernah di buka Imam.
Dari widya.
Ada beberapa pesan tapi hanya dibaca sambil lalu.
Imam terdiam cukup lama saat membaca pesan terbaru.
"Gimana bab tiga? Seharusnya udah nggak revisi lagi, ya, mas?"
Widya dan kata "seharusnya" seperti kembar identik. Sejujurnya, Imam semakin lelah. Satu pun pesan tak ada yang Imam balas, sampai akhirnya dia meninggalkan kampus.
0 comments:
Post a Comment